Macam Bentuk Ayat Mutasyabihat Lafdzi

Salah satu Ulumul Qur'an yang menarik dipelajari terutama bagi para penghafal al-Qur'an adalah ilmu Mutasyabihat. Ilmu Mutasyabihat adalah ilmu yang mempelajari tentang ayat-ayat yang samar baik dari segi makna maupun dari segi redaksi.


Oleh karena itu, pembahasan ilmu Mutasyabihat terbagi menjadi dua yaitu Mutasyabihat Maknawi dan Mutasyabihat Lafdzi. Mutasyabihat Maknawi adalah kesamaran yang terkait dengan pemahaman dan penafsiran, sedangkan Mutasyabihat Lafdzi adalah kesamaran yang terkait dengan teks dan redaksi ayat.

Ayat yang termasuk Mutasyabihat Lafdzi bisa dikatakan sebagai ayat-ayat yang mirip atau serupa antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, karena kemiripannya yang menyebabkan suatu kesamaran atau kesulitan, menjadikannya termasuk cakupan ilmu Mutasyabihat.

Ayat-ayat Mutasyabihat Lafdzi memiliki beragam bentuk dan model. Dalam buku Nashruddin Baidan dijelaskan bahwa suatu ayat masuk kategori Mutasyabihat Lafdzi jika masuk dalam dalam tiga persyaratan berikut :

1. Ayat yang mirip teksnya dan membicarakan tema yang sama

2. Ayat yang mirip teksnya namun membicarakan tema yang berbeda

3. Ayat yang sama persis teksnya

Dari ketiga persyaratan di atas, cukup banyak ayat-ayat yang termasuk Mutasyabihat Lafdzi. Apalagi ayat masuk kategori "mirip" yang jika diuraikan bisa bermacam-macam bentuknya. Berbeda dengan ayat yang sama persis dengan mudah ditemukan dan tidak banyak.

Lalu apa saja contoh dari bentuk atau macam-macam ayat mutasyabihat lafdzi? Berikut ini dijelaskan macam-macam bentuk ayat mutasyabihat lafdzi dengan menguraikan panjang lebar ketiga persyaratan di atas.

1. Ayat yang sama persis teksnya (Tikrar)

Ayat yang sama dengan ayat lainnya, baik dari segi susunan maupun bentuknya. Dengan kata lain pengulangan atau tikrar. Ayat semacam ini cukup mudah ditemukan dan mudah dihafalkan karena sama persis teksnya. Diantaranya QS Al-Qamar ayat 17 dan 22.

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

2. Ziyadah wa Nuqshan

Selanjutnya ayat yang masuk kategori mirip. Mirip ini bisa bermacam-macam. Ada ayat yang mirip dengan ayat lainnya namun ada yang dikurangi (nuqshan) ada pula yang ditambahi (ziyadah). Misalnya antara QS At-Tin ayat 6 dan QS Al-Insyiqaq ayat 25.

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍۭ

Perbedaannya hanya ada tambahan huruf "fa". Dalam QS At-Tin ayat 6 terdapat tambahan huruf "fa", sedangkan dalam QS Al-Insyiqaq ayat 25 tidak ada tambahan huruf fa-nya. Ini yang perlu diperhatikan bagi para penghafal al-Qur'an.

3. Taqdim wa Ta'khir

Ayat yang masuk kategori mirip berikutnya adalah dari segi urutan redaksi. Ada kalanya redaksinya diletakkan di depan (taqim), dan ada kalanya redaksinya diletakkan di akhir (ta'khir). Misalnya antara QS Ali Imran ayat 129 dan QS Al-Maidah ayat 40.

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ يَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ يُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ وَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Perhatikan kalimat yang diberi warna. Terlihat ada perbedaan dari segi urutan redaksi. Kata yagfhiru diletakkan di depan dalam QS Ali Imran ayat 129, sedangkan dalam QS Al-Maidah ayat 40 kata yaghfiru diletakkan di belakang.

4. Ma'rifat wa Nakirah

Ayat yang masuk kategori mirip berikutnya adalah dari segi bentuk umum redaksi. Ada kalanya redaksinya berbentuk khusus (ma'rifat), dan ada kalanya redaksinya berbentuk umum (nakirah). Misalnya antara QS Al-An'am ayat 93 dan QS As-Shaf ayat 7.

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ

Perhatikan kata terakhir dari potongan kedua ayat di atas, tepatnya kata "kadzib". Dalam QS Al-An'am ayat 93 menggunakan bentuk nakirah dengan tanwin, sedangkan dalam QS As-Shaf ayat 7 menggunakan bentuk ma'rifat dengan tambahan al.

5. Mudzakkar wa Muannats

Ayat yang masuk kategori mirip berikutnya adalah dari segi jenis kelamin. Ada kalanya redaksinya berbentuk jenis laki-laki (mudzakkar), dan ada kalanya redaksinya berbentuk jenis perempuan (muannats). Misalnya antara QS Yusuf ayat 104 dan QS Al-An'am ayat 90.

إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَٰلَمِينَ
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَٰلَمِينَ

6. Ibdal

Ayat yang masuk kategori mirip berikutnya adalah Ibdal atau pengganti. Pengganti ini bisa bermacam-macam mulai dari segi idhafah (penggabungan), khitab (lawan bicara), dan lain-lain. Misalnya antara QS Al-An'am ayat 151 dan QS Al-Isra' ayat 31.

نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ

Perhatikan penggunaan khitab dhamir (kata ganti) kum (kalian laki-laki) dan hum (mereka laki-laki). Dalam QS Al-An'am didahulukan dhamir kum lalu hum. Berbeda dengan QS Al-Isra' ayat 31 yang mengawali dengan hum lalu kum.

Wallahu a'lam...

Subscribe untuk mendapat email artikel terbaru:

0 Response to "Macam Bentuk Ayat Mutasyabihat Lafdzi"

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel ini. Bila berkenan, Anda bisa tinggalkan komentar. Semoga komentar-komentar baik Anda diberi balasan oleh Allah...