Kaidah I'lal Ke 18

Mempelajari kaidah i'lal sangat penting bagi pegiat ilmu Nahwu Shorof. Artikel ini menjelaskan kaidah i'lal ke-18 dari total 19 keseluruhan kaidah i'lal sebagaimana yang dikutip dari kitab "Qawaid al-I'lal fi as-Sharf li al-Madaris al-Ibitidaiyyah" karya Mundzir Nadzir.

KAIDAH I'LAL KE-18

Teks Kaidah

إِذَا كَانَ فَاءُ اِفْتَعَلَ وَاوًا أوْ يَاءً أوْ ثَاءً قُلِبَتْ فَاؤُهُ تَاءً لِعُسْرِالنُّطْقِ بِحَرْفِ اللَّيْنِ السَّاكِنِ لِمَا بَيْنَهُمَا مِنْ مُقَارَبَةِ الْمَخْرَجِ وَمُنَافَاةِ الْوَصْفِ ِلأَنَّ حَرْفَ اللَّيْنِ مَجْهُوْرَةٌ وَالتَّاءُ مَهْمُوْسَةٌ نَحْوُ (( اِتَّصَلَ وَ اِتَّسَرَ وَ اِثَّغَرَ)). أَصْلُهُ اِوْتَصَلَ اِوْتَسَرَ اِثْتَغَرَ

Artinya

Jika fa' fi'il dari wazan اِفْتَعَلَ berupa huruf wawu atau ya atau tsa maka diganti fa' fiilnya menjadi huruf ta karena sulitnya mengucapkan huruf Lin sukun karena keduanya berdekatan makhrajnya tetapi berbeda sifatnya. Huruf Lin itu memiliki sifat Jahr, sedangkan huruf Ta memiliki sifat Hams. Contohnya اِتَّصَلَ اِتَّسَرَ اِثَّغَرَ. Asalnya dari اِوْتَصَلَ اِوْتَسَرَ اِثْتَغَرَ.

Penjelasan

1. Bagaimana alur perubahan atau i'lal dari kata (اِوْتَصَلَ) menjadi (اِتَّصَلَ)?

اِوْتَصَلَ ← اِتْتَصَلَ ← اِتَّصَلَ

Dari alur di atas, dapat dikatakan terdapat perubahan melalui dua kaidah. Pertama, menggunakan kaidah ke 18 yang sedang dibahas saat ini. Huruf wawu sukun diganti menjadi huruf Ta karena ia berada di fa' fiilnya wazan ifta'ala sehingga kata "iw-ta-sha-la" menjadi "it-ta-sha-la".

Kedua, menggunakan kaidah ke 10. Yakni jika ada dua huruf yang sama berkumpul dalam satu kata maka di-idgham-kan atau dijadikan satu huruf dan menambahkan tasydid sehingga yang asalnya "it-ta-sha-la" menjadi "itta-sha-la".

2. Bagaimana alur perubahan atau i'lal dari kata (اِوْتَسَرَ) menjadi (اِتَّسَرَ)?

اِوْتَسَرَ ← اِتْتَسَرَ←  اِتَّسَرَ

Sama dengan sebelumnya, terdapat perubahan melalui dua kaidah. Pertama, menggunakan kaidah ke 18 yang sedang dibahas saat ini. Huruf ya sukun diganti menjadi huruf Ta karena ia berada di fa' fiilnya wazan ifta'ala sehingga kata "iy-ta-sa-ra" menjadi "it-ta-sa-ra".

Kedua, menggunakan kaidah ke 10. Yakni jika ada dua huruf yang sama berkumpul dalam satu kata maka di-idgham-kan atau dijadikan satu huruf dan menambahkan tasydid sehingga yang asalnya "it-ta-sa-ra" menjadi "itta-sa-ra".

3. Bagaimana alur perubahan atau i'lal dari kata (اِثْتَغَرَ) menjadi (اِثَّغَرَ)? Sebagaimana diketahui bahwa fa fi'il dalam kata tersebut bukanlah wawu atau ya, melainkan huruf Tsa. Dalam buku "Qawaid al-I'lal" karya Mundzir Nadzir, terdapat tambahan kaidah yang artinya : 

"Dan apabila fa-nya ifta'ala berupa huruf Tsa maka boleh mengganti ta-nya ifta'ala menjadi tsa karena keduanya sama dalam sifat Hams"

اِثْتَغَرَ← اِثْثَغَرَ← اِثَّغَرَ

Jika diruntut, maka serupa dengan sebelumnya yakni ada dua kaidah yang dilaluinya. Pertama kaidah 18. Huruf Ta berharakat fathah diganti menjadi huruf Tsa karena sebagaimana aturan dalam kaidah tambahan sehingga kata "its-ta-gha-ra" menjadi "its-tsa-gha-ra".

Kedua, menggunakan kaidah nomor 10. Yakni jika ada dua huruf yang sama berkumpul dalam satu kata maka di-idgham-kan atau dijadikan satu huruf dan menambahkan tasydid sehingga yang asalnya "its-tsa-gha-ra" menjadi "itstsa-gha-ra".

Semoga bermanfaat. Baca kaidah I'lal lainnya, klik di sini.

Subscribe untuk mendapat email artikel terbaru:

0 Response to "Kaidah I'lal Ke 18"

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel ini. Bila berkenan, Anda bisa tinggalkan komentar. Semoga komentar-komentar baik Anda diberi balasan oleh Allah...