Kebijakan Dinasti Saljuk

Kebijakan-kebijakan politik yang diambil para penguasa Bani Saljuk, terutama tiga sultan pertama, memberikan dampak yang signifikan terhadap Bani Saljuk sendiri.

Sultan pertama yaitu Tughril Beg adalah orang yang meruntuhkan Bani Buwaih hingga tak tersisa. Saat daerah kekuasaan Bani Buwaih sudah diraih, ia membaginya beberapa wilayah dan menunjuk masing-masing pemimpin dari keluarga Saljuk. Para gubernur diberi gelar dengan Syah atau Malik, sedangkan pimpinan tertinggi disebut sultan.

Dengan sistem ini, Tughril Beg menancapkan kekuasaannya dan menjaga persatuan saudaranya. Pandangan politik seperti ini tentu menimbulkan persepsi bahwa mereka menyukai kepemimpinan dan jabatan. Dan Tughril Beg jelas berusaha memenuhi ambisi saudara-saudaranya.

Selain itu, mereka juga berusaha memuliakan para ulama supaya mendapatkan sanjungan dan dukungan dari para ulama. Meskipun demikian, tata negara yang menerapkan sistem semi otonom menjadi perkara buruk dalam masa-masa kehancuran Bani Saljuk di kemudian hari.

Sultan kedua yaitu Alp Arslan menerapakan kebijakan yang juga merupakan cita-cita Bani Saljuk yaitu melakukan ekspansi ke Bizantium dan mengusir orang-orang Fathimiyyah dari Syam. 

Oleh karena itu, ia menjaga dirinya agar Bizantium dengan cara menaklukkan Armenia dan mendudukinya, baru kemudian melakukan serangan terhadap Fathimiyah.

Warna Coklat Muda : Kekuasan Dinasti Saljuk
Misi pertama yaitu penyerangan Bizantium dimulai dengan berhasilnya penguasaan atas negeri Al-Kurj dan sebagian besar Armenia. Pihak Bizantium pun mencium hal ini dan berusaha menghadapi Alp Arslan. Rumanus (Raja Romawi saat itu) mengumpulkan 300.000 pasukan dari bangsa Romawi, Rusia, Eropa, dan lainnya. Sedangkan Alp Arslan hanya membawa 15.000 pasukan. Dan pada akhirnya, Alp Arslan berhasil menawan Raja Romawi.

Misi kedua yaitu serangan terhadap Fathimiyah dimulai dengan pengawasan terhadap dai-dai syiah. Ia juga memecat para pegawai yang menganut aliran Ismailiyyah dan menunjuk Ahlusunnah sebagai penggantinya.

Sultan ketiga yaitu Malik Syah diangkat menjadi sultan saat berusia 18 tahun. Sebelum ayahnya yaitu Alp Arslan meninggal, ia memberi wasiat kepada Malik Syah mengenai beberapa hal salah satunya akan munculnya pemberontakan dari para saudaranya.

Atas beberapa saran menterinya, Malik Syah berhasil menumpas gejolak pemberontakan ini. Dan pada pemerintahan Malik Syah, ia menerapkan beberapa kebijakan seperti ia sering mengunjungi rakyatnya (blusukan), menegakkan keadilan kepada para amir, menikahkan putrinya dengan khalifah, dan lain sebagainya.

Subscribe untuk mendapat email artikel terbaru:

0 Response to "Kebijakan Dinasti Saljuk"

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel ini. Bila berkenan, Anda bisa tinggalkan komentar. Semoga komentar-komentar baik Anda diberi balasan oleh Allah...